Penerapan Prinsip 5S (Seiketsu dan Shitsuke) Pada Masyarakat RT 003 RW 010 Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan”
(QS. Al-Israa’ : 26-27)
STBA Cipto Hadi Pranoto Kamis 28 April 2022 telah mengadakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat atau PKM. Pada PKM tersebut Program Studi Bahasa Jepang memberikan “sharing ilmu” yang bertemakan “Penerapan 5S (Seiketsu dan Shitsuke) pada Masyarakat RT 003 RW 010 Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur” kepada masyarakat sekitar kampus warga kelurahan Margahayu, Bekasi Timur yang diselenggarakan di RT 003 RW 010. Adapun peserta PkM dihadiri oleh 30 orang baik orang dewasa maupun anak-anak terutama anak-anak yatim piatu dan duafa. Selain pemberian materi tentang 5S diserahkan pula bingkisan Hari Raya untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H. Untuk menjelaskan 5S ini, dibagi 2 kelompok di mana kelompok pertama masing-masing pemateri menjelaskan tentang Seiri, Seiton dan Seiso, sedangkan kelompok dua memberikan penjelasan tentang Seiketsu dan Shitsuke.
Materi Seiketsu disampaikan oleh Ibu Fauzia Fitri, S.S, M.Pd dan materi Shitsuke disampaikan oleh dosen, Ibu Igat Meliana S.Pd, M.Si. Yang terlebih dahulu dibuka oleh sambutan dari Ketua STBA Cipto Hadi Pranoto yaitu ibu Mety Titin Herawaty, S.Pd, M.Pd.
SEIKETSU/RAWAT, merupakan salah satu bagian dari Istilah 5S. Bagi mereka yang pernah bekerja di dunia industri tentunya tidak asing lagi dengan istilah 5S ini. Pabrik yang menerapkan program 5S akan terlihat bersih dan teratur. Keadaan yang berantakan, kotor dan tidak teratur akan menyembunyikan masalah yang tidak terlihat ke permukaan. Program 5S ini dipandang sebagai pemecah masalah.
Program 5S ini pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan, penataan, pembersihan, penjagaan kondisi yang mantap dan penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanaan kerja dengan baik.
Program 5S ini diadopsi dan sudah diterapkan pula di negara kita. Istilah 5S diterjemahkan menjadi SEIRI/RINGKAS, SEITON/RAPI, SEISO/RESIK, SEIKETSU/RAWAT, SHITSUKE/RAJIN
SEIKETSU/RAWAT adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, seiso, yaitu memelihara atau menjaga barang-barang atau lingkungan kerja yang sudah teratur, rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja. Keadaan yang telah dicapai dalam proses ringkas, rapi dan resik harus distandarisasi. Standar-standar ini harus mudah dipahami diimplementasikan ke seluruh anggota anggota organisasi, dan diperiksa secara teratur dan berkala.
Program 5S ini tidak saja diterapkan di dunia industi tapi bisa juga kita terapkan pada aktivitas keseharian kita, dalam rumah tangga kita dan pada diri pribadi kita yang merupakan komponen terkecil dari sebuah masyarakat.
Jika kita sudah menjadikan 5S ini menjadikan sebuah habit atau kebiasaan tanpa paksaan, maka inisiatif perbaikan akan muncul dengan sendirinya.
Contohnya di rumah kita sendiri, jika kita sedari kecil sudah terbiasa memilah atau menyortir barang-barang kita mana yang diperlukan mana yang tidak, kemudian kita menyusun dengan rapi barang-barang tersebut pada tempatnya dan secara teratur membersihkan barang-barang tersebut kemudian kebiasaan tadi menjadi standar serta dievaluasi secara teratur dan berkala kemudian dilakukan dengan disiplin maka kebiasaan tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik dan melekat menjadi kepribadian kita sendiri.
Kebiasaan tersebut bisa dimulai sejak dari pembelian barang. Ketika akan membeli sebuah barang sebaiknya kita pikirkan seberapa penting barang tersebut untuk dibeli, apakah barang tersebut bisa dipakai dalam waktu panjang atau tidak, apakah masih ada barang lama yang masih bisa dipakai atau tidak, sehingga jika itu diterapkan maka selain kita bisa berhemat, maka kita juga terhindar dari segala pemborosan (waste). 5S adalah landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan mengurangi pemborosan di tempat kerjanya.
Bekasi, 28 April 2022